20100514

Mengatasi keracunan pada anak



Ketika anak keracunan makanan, jangan panic. Kalau anda panic, kondisi ini malah bisa memburuk. Agar tidak salah bertindak, teliti dulu kondisi si kecil.

Apa saja gejalanya ?
Kram perut , Demam , Muntah-muntah
Sering BAB yang bercampur darah, nanah atau lendir
Merasa lemas dan menggigil , Kehilangan nafsu makan

Catatan , muntah-muntah dan buang air besar jadi jadi masalah serius pada bayi atau balita.,karena bisa menyebabkan dehidrasi.

Berapa Lama Gejala Akan Alami?
Gejala keracunan makanan dapat terlihat sekitar 4-24 jam setelah si kecil terkontaminasi makanan yang beracun. Gejala ini bisa berlangsung sekitar 3-4 hari. Tapi bisa jadi lebih lama lagi, jika anak yang keracunan tak sengaja masih mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Catatan : Gejala akan lebih cepat terlihat pada anak kecil, karena tubuhnya lebih rentan. Misalnya, hanya 2 jam setelah ia mengonsumsi makanan yang terkontaminasi.

Tindakan Pertama Yang Harus Dilakukan

Jika ia muntah-muntah dan sering BAB, perika suhu tubuhnya. Siapa tahu ia juga ia demam, periksa juga tinjanya. Apakah ada lendir atau darah ? Baringkan si kecil dan jangan beri makanan yang harus dikunyah dulu. Sebagai gantinya, berikan oralit sedikit demi sedikit. Jika anda tidak punya oralit, beri saja air yang dicampur dengan garam dan gula. Coba telusuri lagi apa yang menyebabkan anak keracunan.

Kapan ke Dokter ?

Jika ia muntah dan diare terus , sementara asupan cairan tidak bisa maksimal
Jika ia masih bisa dan mau minum, tetapi kondisinya tidak membaik dalam jangka waktu 12 jam, ia masih saja diare dan demam

Catatan : Jika dokter anda tidak bisa segera menanganinya, cepat bawa si kecil ke UGD rumah sakit terdekat. Bisa jadi, ia perlu diinfus.

Mencegah Keracunan

Biasakan anak memperhatikan kebersihan tangannya. Ia juga harus selalu mencuci bersih tangannya sehabis BAB.
Jika anda yang mengurus kotoran si kecil anda juga harus selalu mencuci tangan sampai bersih sehabis membersihkan tinjanya atau mengganti popoknya.
Simpan makanan matang di kulkas. Kalaupun mau dihangatkan , pastikan panasnya merata. Karena, salmonella (yang jadi biang keladi keracunan makanan) biasanya senang dan tumbuh subur di makanan yang hangat. Tapi, bakteri ini akan mati pada temperature tinggi.
Masaklah makanan sampai benar-benar matang. Artinya, matangnya harus merata ke dalam bahan makanan

Kiat Seputar Memilih Makanan

Ketika membeli makanan dalam kemasan , perhatikan kaleng dan tutupnya. Apakah masih mulus ataukah sudah terbuka ? Apakah kalengnya agak menggelembung atau tidak? Jangan sekali-kali memilih makanan yang kemasannya cacat atau kalengnya menggelembung. Bisa jadi, makanan tersebut sudah terkontaminasi bakteri.
Belilah daging dan makanan hasil laut di tempat yang dapat dipertanggungjawabkan kebersihannya.
Jangan berikan madu pada bayi di bawah usia 1 tahun. Dikhawatirkan madu mengandung bakteri Clostridium botullinum yang dapat menyebabkan si kecil keracunan

Menyiasati Alergi Si Kecil

Daya tahan tubuh si kecil yang masih lemah membuatnya mudah alergi. Kenali gejalanya, sehingga anda pun tepat mengatasinya. Alergi adalah reaksi hipersensitivitas dari tubuh terhadap lingkungan atau bahan-bahan yang oleh tubuh dianggap asing atau berbahaya.

Beberapa jenis alergi si kecil bisa saja cukup mudah dikenali gejalanya, Tapi, ada pula jenis alergi yang tersembunyi gejalanya atau mirip gejala penyakit tertentu. Agar tidak salah bertindak , kenali dulu gejalanya.
Timbul bentol-bentol pada kulit atau kulit terasa gatal
Mata merah dan berair
Diare

Si kecil sering menggaruk, mengusap atau memegang hidung. Bersin-bersin disertai rasa gatal pada hidung, mata berair atau berkali-kali menghembuskan udara dari hidung seolah-olah berusaha mengeluarkan sesuatu.
Pilek yang kambuh berulang kali dan biasanya berlangsung antara 1-2 minggu atau pilek kambuh secara teratur pada bulan-bulan tertentu setiap tahunnya. Seringkali disertai hidung berair dan bersin-bersin.
Tenggorokan dan mulut terasa gatal seperti ada kotoran yang menempel didalamnya. Gatal ini kerap disertai pilek, padahal si kecil tidak flu.
Sesak napas.

Berikut beberapa jenis alergi plus trik mengatasinya

Alergi pada saluran pernapasan
Reaksinya berupa asma dan pilek

a. Bersihkan rumah secara teratur agar debu tidak menumpuk , serta upayakan agar lingkungan rumah bebas dari kutu debu, tungau dan bulu binatang
b. Hindarkan si kecil berkontak dengan tanaman berbunga, karena serbuk sari seringkali memicu timbulnya reaksi alergi pada saluran pernapasan
c. Jangan pelihara bianatang di dalam rumah
Alergi berupa diare
Umumnya dialami oleh si kecil yang menderita celiac disease, yakni system pencernaannya hipersensitif terhadap gluten (jenis protein yang terkandung di dalam biji-bijian)
d. Jangan beri si kecil makanan yang mengandung biji-bijian
e. Hindari memberi makanan yang mengandung zat-zat yang dapat merangsang kerja organ percernaan. Misalnya cabai, merica, cuka, udang atau makanan laut lainnya
f. Alergi berupa mata merah . Reaksi ini timbul akibat adanya benda asing yang masuk ke dalam mata balita
g. Tanamkan kebiasaan pada si kecil untuk tidak memegang-megang mata dengan tangan
h. Bila mata balita gatal, jangan biarkan ia mengucek-nguceknya tapi berikan obat mata atau segera pergi ke dokter
Alergi berupa kulit merah
Terjadi karena alergi terhadap makanan, obat-obatan atau gigitan serangga
i. Periksalah apakah si kecil sebelumnya makan sesuatu yang mengandung alergen ( pemicu alergi) seperto antibiotic, udang atau digigit serangga
j. Bila kulitnya yang memerah terasa gatal, segera beri obat, lotion kalamin, bedak, minyak tawon, kayu putih, atau lainnya. Dengan begitu, gatal bisa berkurang
k. Jika rasa gatal tidak juga mereda atau hilang, cepat bawa si kecil ke dokter

(sumber: www.klipingku.com)
Baca selanjutnya....

20100413

Bayi cegukan, gimana nih?

Bayi cegukan adalah hal biasa. Karenanya, tidak perlu khawatir jika bayi Anda mengalami cegukan. Cegukan merupakan hal yang sering dijumpai pada bayi. Cegukan atau hiccups merupakan kontraksi atau kedutan yang berulang-ulang dan tanpa bisa dikontrol dari diafragma, sekat pipih yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Kedutan ini menyebabkan pita suara di tenggorokan menutup tiba-tiba, sehingga udara yang hendak masuk ke paru-paru terhambat.

Menurut Richard Garcia, MD, dokter anak dan wakil kepala Department of Pediatrics and Adolescent Medicine di Cleveland Clinic Foundation, Ohio, AS, masih sangat sedikit bukti ilmiah mengenai penyebab bayi cegukan. Karena itu, obat untuk bayi cegukan juga belum ada.

Cegukan pada bayi umumnya berlangsung singkat (beberapa menit) dan hilang sendiri serta tidak berbahaya. Karenanya, jika tidak berlangsung lama sebaiknya didiamkan saja. Jika bayi cegukan lebih dari 5 menit dapat diusahakan pemberian minum air hangat.

Meski hal biasa, tapi bila terjadi terus menerus tentu membuat orang tua menjadi khawatir, Apalagi bagi orang tua yang baru pertama kali mempunyai anak. Mereka paling khawatir jika bayinya yang masih berumur 0-3 bulan cegukan, Padahal, cegukan pada bayi terutama setelah minum ASI atau susu botol sebenarnya hal yg biasa dan dialami hampir semua bayi.

Suara bayi cegukan yang berkali-kali,mungkin terasa mengganggu di telinga orang yg mendengarnya. Meski demikian, gejala tersebut tidak menimbulkan sakit sedikit pada bayi. Sangat jarang pula bayi cegukan menjadi tanda atau gejala dari suatu penyakit serius.

Sebenarnya Anda tidak perlu melakukan perawatan apapun untuk mengatasi cegukan bayi. Sebab, cegukan itu akan secara berangsur hilang sendiri. Namun bila Anda merasa terganggu, yang bisa dilakukan adalah memberi minum susu atau air kepada bayi. Setelah beberapa kali isapan, biasanya cegukan pada bayi Anda akan berhenti. Oh ya, jika Anda sudah memberi makan pada bayi Anda, maka Anda tidak perlu menghentikannya. Namun jangan juga memberinya makan secara berlebihan. Akan lebih baik jika Anda menyuapi bayi Anda dengan porsi yang lebih kecil, namun lebih sering,

Beberapa pengalaman lain menyebutkan cara untuk meredakan bayi cegukan, diantaranya :

Menepuk punggung bayi
Sandarkan tegak di bahu dan tepuk-tepuk punggungnya dengan lembut, seperti ketika Anda ingin menyendawakannya, Sebagian bayi lebih cenderung menelan banyak udara ketika mereka menyusu ASI atau minum susu formula. Terlalu banyak menelan udara ini akan meregangkan lambung, yang dapat memicu cegukan. Beberapa tepukan lembut bisa mendorong udara ke atas dan menghentikan cegukan.

Cek dot minum bayi
Bayi dapat menelan terlalu banyak udara dan cegukan jika lubang dotnya tidak tepat besarnya.
Pijat bagian belakang langit-langit mulut dengan kapas yang dibasahi air. Gerakkan kapas itu ke depan dan belakang selama 1 menit atau lebih.

Pada umumnya, bayi cegukan biasanya berhenti sendiri dalam 5-10 menit. Namun bila cegukan berlangsung selama berjam-jam, berminggu-minggu, segera konsultasikan ke dokter Anda!

www.AsiaBrain.com

Baca selanjutnya....

20100411

Mengapa harus imunisasi?

Mengapa imunisasi itu perlu?

Imunisasi itu perlu agar bayi yang diimunisasi tidak mudah terserang penyakit, kebal penyakit. Imunisasi atau Vaksinasi adalah proses memasukkan jenis virus/kuman tertentu yang telah dilemahkan melalui suntikan/oral agar tubuh bayi dapat menciptakan antibody secara alami untuk melawan virus/kuman tersebut.
Berbagai penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu TBC, difteri, pertusis, tetanus, meningitis meningokokus, tipus abdominalis, kolera, hemophilus influenza tipe B, pneumonia pneumokokus, penyakit measles/campak, polio, hepatitis B, hepatitis A, influenza,
rabies, Japanese encephalitis, Yellow Fever (demam kuning), Rubella, varicella, parotitis epidemica dan rotavirus. Imunisasi diperlukan agar bayi-bayi kita sehat sepanjang masa, demi masa depan mereka….

Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang akan menjaga kesehatan bayi . Kebanyakan dari imunisasi ini adalah untuk memberi perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit yang berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan seorang bayi.

Walaupun pengalaman sewaktu mendapatkan vaksinasi tidak menyenangkan untuk bayi (karena biasanya akan mendapatkan suntikan), tapi rasa sakit yang sementara akibat suntikan ini adalah untuk kesehatan bayi dalam jangka waktu panjang.

Ada 5 jenis imunisasi yang wajib diperoleh bayi sebelum usia setahun. Penyakit-penyakit yang hendak dicekalnya memiliki angka kesakitan dan kematian yang tinggi, selain bisa menimbulkan kecacatan.

1. IMUNISASI BCG

Ketahanan terhadap penyakit TB (Tuberkulosis) berkaitan dengan keberadaan virus tubercle bacili yang hidup di dalam darah. Itulah mengapa, agar memiliki kekebalan aktif, dimasukkanlah jenis basil tak berbahaya ini ke dalam tubuh, alias vaksinasi BCG (Bacillus Calmette-Guerin).

Seperti diketahui, Indonesia termasuk negara endemis TB (penyakit TB terus-menerus ada sepanjang tahun) dan merupakan salah satu negara dengan penderita TB tertinggi di dunia. TB disebabkan kuman Mycrobacterium tuberculosis, dan mudah sekali menular melalui droplet, yaitu butiran air di udara yang terbawa keluar saat penderita batuk, bernapas ataupun bersin. Gejalanya antara lain: berat badan anak susah bertambah, sulit makan, mudah sakit, batuk berulang, demam dan berkeringat di malam hari, juga diare persisten. Masa inkubasi TB rata-rata berlangsung antara 8-12 minggu.

Untuk mendiagnosis anak terkena TB atau tidak, perlu dilakukan tes rontgen untuk mengetahui adanya vlek, tes Mantoux untuk mendeteksi peningkatan kadar sel darah putih, dan tes darah untuk mengetahui ada-tidak gangguan laju endap darah. Bahkan, dokter pun perlu melakukan wawancara untuk mengetahui, apakah si kecil pernah atau tidak, berkontak dengan penderita TB.

Jika anak positif terkena TB, dokter akan memberikan obat antibiotik khusus TB yang harus diminum dalam jangka panjang, minimal 6 bulan. Lama pengobatan tak bisa diperpendek karena bakteri TB tergolong sulit mati dan sebagian ada yang “tidur”. Karenanya, mencegah lebih baik daripada mengobati. Selain menghindari anak berkontak dengan penderita TB, juga meningkatkan daya tahan tubuhnya yang salah satunya melalui pemberian imunisasi BCG.

* Jumlah Pemberian:

Cukup 1 kali saja, tak perlu diulang (booster). Sebab, vaksin BCG berisi kuman hidup sehingga antibodi yang dihasilkannya tinggi terus. Berbeda dengan vaksin berisi kuman mati, hingga memerlukan pengulangan.

* Usia Pemberian:

Di bawah 2 bulan. Jika baru diberikan setelah usia 2 bulan, disarankan tes Mantoux (tuberkulin) dahulu untuk mengetahui apakah si bayi sudah kemasukan kuman Mycobacterium tuberculosis atau belum. Vaksinasi dilakukan bila hasil tesnya negatif. Jika ada penderita TB yang tinggal serumah atau sering bertandang ke rumah, segera setelah lahir si kecil diimunisasi BCG

* Lokasi Penyuntikan:

Lengan kanan atas, sesuai anjuran WHO. Meski ada juga petugas medis yang melakukan penyuntikan di paha.

* Efek Samping:

Umumnya tidak ada. Namun pada beberapa anak timbul pembengkakan kelenjar getah bening di ketiak atau leher bagian bawah (atau di selangkangan bila penyuntikan dilakukan di paha). Biasanya akan sembuh sendiri.

* Tanda Keberhasilan:

Muncul bisul kecil dan bernanah di daerah bekas suntikan setelah 4-6 minggu. Tidak menimbulkan nyeri dan tak diiringi panas. Bisul akan sembuh sendiri dan meninggalkan luka parut.

Jikapun bisul tak muncul, tak usah cemas. Bisa saja dikarenakan cara penyuntikan yang salah, mengingat cara menyuntikkannya perlu keahlian khusus karena vaksin harus masuk ke dalam kulit. Apalagi bila dilakukan di paha, proses menyuntikkannya lebih sulit karena lapisan lemak di bawah kulit paha umumnya lebih tebal.

Jadi, meski bisul tak muncul, antibodi tetap terbentuk, hanya saja dalam kadar rendah. Imunisasi pun tak perlu diulang, karena di daerah endemis TB, infeksi alamiah akan selalu ada. Dengan kata lain, anak akan mendapat vaksinasi alamiah.

* Indikasi Kontra:

Tak dapat diberikan pada anak yang berpenyakit TB atau menunjukkan Mantoux positif.

2. Imunisasi Hepatitis B

Lebih dari 100 negara memasukkan vaksinasi ini dalam program nasionalnya. Apalagi Indonesia yang termasuk negara endemis tinggi penyakit hepatitis. Jika menyerang anak, penyakit yang disebabkan virus ini sulit disembuhkan. Bila sejak lahir telah terinfeksi virus hepatitis B (VHB), dapat menyebabkan kelainan-kelainan yang dibawanya terus hingga dewasa. Sangat mungkin terjadi sirosis atau pengerutan hati (kerusakan sel hati yang berat). Bahkan yang lebih buruk bisa mengakibatkan kanker hati.

Banyak jalan masuknya VHB ke tubuh si kecil. Yang potensial melalui jalan lahir. Bisa sejak dalam kandungan sudah tertular dari ibu yang mengidap hepatitis B atau saat proses kelahiran. Cara lain melalui kontak dengan darah penderita, semisal transfusi darah. Bisa juga melalui alat-alat medis yang sebelumnya telah terkontaminasi darah dari penderita hepatitis B, seperti jarum suntik yang tidak steril atau peralatan yang ada di klinik gigi. Bahkan juga lewat sikat gigi atau sisir rambut yang digunakan antaranggota keluarga.

Malangnya, tak ada gejala khas yang tampak secara kasat mata. Bahkan oleh dokter sekalipun. Fungsi hati kadang tak terganggu meski sudah mengalami sirosis. Tidak cuma itu. Anak juga terlihat sehat, nafsu makannya baik, berat tubuhnya pun naik dengan bagus pula. Penyakitnya baru ketahuan setelah dilakukan pemeriksaan darah. Gejala baru tampak begitu hati si penderita tak mampu lagi mempertahankan metabolisme tubuhnya.

Upaya pencegahan adalah langkah terbaik. Jika ada salah satu anggota keluarga dicurigai kena VHB, biasanya dilakukan screening terhadap anak-anaknya untuk mengetahui apakah membawa virus atau tidak. Pemeriksaan harus dilakukan kendati anak tak menunjukkan gejala sakit apa pun. Selain itu, imunisasi merupakan langkah efektif untuk mencegah masuknya VHB.

* Jumlah Pemberian:

Sebanyak 3 kali, dengan interval 1 bulan antara suntikan pertama dan kedua, kemudian 5 bulan antara suntikan kedua dan ketiga.

* Usia Pemberian:

Sekurang-kurangnya 12 jam setelah lahir. Dengan syarat, kondisi bayi stabil, tak ada gangguan pada paru-paru dan jantung. Dilanjutkan pada usia 1 bulan, dan usia antara 3-6 bulan. Khusus bayi yang lahir dari ibu pengidap VHB, selain imunisasi yang dilakukan kurang dari 12 jam setelah lahir, juga diberikan imunisasi tambahan dengan imunoglobulin antihepatitis B dalam waktu sebelum berusia 24 jam.

* Lokasi Penyuntikan:

Pada anak di lengan dengan cara intramuskuler. Sedangkan pada bayi di paha lewat anterolateral (antero = otot-otot di bagian depan; lateral = otot bagian luar). Penyuntikan di bokong tak dianjurkan karena bisa mengurangi efektivitas vaksin.

* Efek Samping:

Umumnya tak terjadi. Jikapun ada (kasusnya sangat jarang), berupa keluhan nyeri pada bekas suntikan, yang disusul demam ringan dan pembengkakan. Namun reaksi ini akan menghilang dalam waktu dua hari.

* Tanda Keberhasilan:

Tak ada tanda klinis yang dapat dijadikan patokan. Namun dapat dilakukan pengukuran keberhasilan melalui pemeriksaan darah dengan mengecek kadar hepatitis B-nya setelah anak berusia setahun. Bila kadarnya di atas 1000, berarti daya tahannya 8 tahun; di atas 500, tahan 5 tahun; di atas 200, tahan 3 tahun. Tetapi kalau angkanya cuma 100, maka dalam setahun akan hilang. Sementara bila angkanya nol berarti si bayi harus disuntik ulang 3 kali lagi.

* Tingkat Kekebalan:

Cukup tinggi, antara 94-96%. Umumnya, setelah 3 kali suntikan, lebih dari 95% bayi mengalami respons imun yang cukup.

* Indikasi Kontra:

Tak dapat diberikan pada anak yang menderita sakit berat.

3. Imunisasi Polio

Belum ada pengobatan efektif untuk membasmi polio. Penyakit yang dapat menyebabkan kelumpuhan ini, disebabkan virus poliomyelitis yang sangat menular. Penularannya bisa lewat makanan/minuman yang tercemar virus polio. Bisa juga lewat percikan ludah/air liur penderita polio yang masuk ke mulut orang sehat.

Virus polio berkembang biak dalam tenggorokan dan saluran pencernaan atau usus, lalu masuk ke aliran darah dan akhirnya ke sumsum tulang belakang hingga bisa menyebabkan kelumpuhan otot tangan dan kaki. Bila mengenai otot pernapasan, penderita akan kesulitan bernapas dan bisa meninggal.

Masa inkubasi virus antara 6-10 hari. Setelah demam 2-5 hari, umumnya akan mengalami kelumpuhan mendadak pada salah satu anggota gerak. Namun tak semua orang yang terkena virus polio akan mengalami kelumpuhan, tergantung keganasan virus polio yang menyerang dan daya tahan tubuh si anak. Nah, imunisasi polio akan memberikan kekebalan terhadap serangan virus polio.

* Jumlah Pemberian:

Bisa lebih dari jadwal yang telah ditentukan, mengingat adanya imunisasi polio massal. Namun jumlah yang berlebihan ini tak akan berdampak buruk. Ingat, tak ada istilah overdosis dalam imunisasi!

* Usia Pemberian:

Saat lahir (0 bulan), dan berikutnya di usia 2, 4, 6 bulan. Dilanjutkan pada usia 18 bulan dan 5 tahun. Kecuali saat lahir, pemberian vaksin polio selalu dibarengi dengan vaksin DTP.

* Cara Pemberian:

Bisa lewat suntikan (Inactivated Poliomyelitis Vaccine/IPV), atau lewat mulut (Oral Poliomyelitis Vaccine/OPV). Di tanah air, yang digunakan adalah OPV.

* Efek Samping:

Hampir tak ada. Hanya sebagian kecil saja yang mengalami pusing, diare ringan, dan sakit otot. Kasusnya pun sangat jarang.

* Tingkat Kekebalan:

Dapat mencekal hingga 90%.

* Indikasi Kontra:

Tak dapat diberikan pada anak yang menderita penyakit akut atau demam tinggi (di atas 380C); muntah atau diare; penyakit kanker atau keganasan; HIV/AIDS; sedang menjalani pengobatan steroid dan pengobatan radiasi umum; serta anak dengan mekanisme kekebalan terganggu.

4. Imunisasi DTP

Dengan pemberian imunisasi DTP, diharapkan penyakit difteri, tetanus, dan pertusis, menyingkir jauh dari tubuh si kecil. Kekebalan segera muncul seusai diimunisasi.

* Usia & Jumlah Pemberian:

Sebanyak 5 kali; 3 kali di usia bayi (2, 4, 6 bulan), 1 kali di usia 18 bulan, dan 1 kali di usia 5 tahun. Selanjutnya di usia 12 tahun, diberikan imunisasi TT

* Efek Samping:

Umumnya muncul demam yang dapat diatasi dengan obat penurun panas. Jika demamnya tinggi dan tak kunjung reda setelah 2 hari, segera bawa si kecil ke dokter. Namun jika demam tak muncul, bukan berarti imunisasinya gagal, bisa saja karena kualitas vaksinnya jelek, misal.

Untuk anak yang memiliki riwayat kejang demam, imunisasi DTP tetap aman. Kejang demam tak membahayakan, karena si kecil mengalami kejang hanya ketika demam dan tak akan mengalami kejang lagi setelah demamnya hilang. Jikapun orangtua tetap khawatir, si kecil dapat diberikan vaksin DTP asesular yang tak menimbulkan demam. Kalaupun terjadi demam, umumnya sangat ringan, hanya sekadar sumeng.

* Indikasi Kontra:

Tak dapat diberikan kepada mereka yang kejangnya disebabkan suatu penyakit seperti epilepsi, menderita kelainan saraf yang betul-betul berat atau habis dirawat karena infeksi otak, dan yang alergi terhadap DTP. Mereka hanya boleh menerima vaksin DT tanpa P karena antigen P inilah yang menyebabkan panas.

Penyakit DTP yang BERBAHAYA

1. Difteri

Penyakit yang disebabkan kuman Corynebacterium diphtheriae ini, gejalanya mirip radang tenggorokan, yaitu batuk, suara serak, dan tenggorokan sakit. Namun, difteri tak disertai panas sebagaimana yang terjadi pada radang tenggorokan. Gejala lain difteri adalah kesulitan bernapas (leher seperti tercekik dan napas berbunyi), sehingga wajah dan tubuh membiru, serta adanya lapisan putih pada lidah dan bibir.

Bakteri penyebab difteri ditularkan saat batuk, bersin, atau kala berbicara. Masa inkubasinya 1-6 hari. Penderita harus mendapatkan perawatan di rumah sakit dalam waktu cukup lama, sekitar 2-3 minggu, dan baru boleh pulang setelah penyakitnya benar-benar hilang 100%. Soalnya, difteri bisa kambuh lagi kalau belum betul-betul sembuh.

2. Tetanus

Disebabkan oleh bakteri Clostridium Tetani, penyakit ini berisiko menyebabkan kematian. Infeksi tetanus bisa terjadi karena luka, sekecil apa pun luka itu. Tetanus rawan menyerang bayi baru lahir, biasanya karena tindakan atau perawatan yang tidak steril.

Gejala-gejala yang tampak antara lain kejang otot rahang, rasa sakit dan kaku di leher, bahu atau punggung. Kejang-kejang secara cepat merambat ke otot perut, lengan atas dan paha. Pengobatan dilakukan dengan pemberian antibiotik untuk mematikan kuman, antikejang untuk merilekskan otot-otot, dan antitetanus untuk menetralisir toksinnya.

3. Pertusis

Disebut juga kinghoest, batuk rejan, atau batuk 100 hari lantaran batuknya memang berlangsung lama, bisa sampai 3 bulan. Penyakit ini mudah sekali menular melalui udara yang mengandung bakteri Bordetella pertussis. Masa inkubasinya 6-20 hari.

Gejala awalnya seperti flu biasa, yaitu demam ringan, batuk, dan pilek, yang berlangsung selama 1-2 minggu. Kemudian, gejala batuknya mulai nyata dan kuat, batuk panjang secara terus-menerus yang berbeda dengan batuk biasa. Tak jarang, karena kuatnya batuk ini, anak bisa sampai menungging-nungging, muntah-muntah, mata merah, berair, dan napasnya susah. Gejalanya sangat berat. Bahkan beberapa penderita bisa mengalami perdarahan. Setelah 2-4 minggu berlalu, batuk mulai berkurang dan kondisi anak mulai pulih.

Penderita akan diberi obat antibiotik untuk mematikan kuman, dan obat untuk mengurangi/menghentikan batuknya. Istirahat yang cukup, banyak minum, dan konsumsi makanan bergizi akan membantu mempercepat kesembuhan.

5. Imunisasi Campak

Sebenarnya, bayi sudah mendapat kekebalan campak dari ibunya. Namun seiring bertambahnya usia, antibodi dari ibunya semakin menurun sehingga butuh antibodi tambahan lewat pemberian vaksin campak. Apalagi penyakit campak mudah menular, dan mereka yang daya tahan tubuhnya lemah gampang sekali terserang penyakit yang disebabkan virus Morbili ini. Untungnya, campak hanya diderita sekali seumur hidup. Jadi, sekali terkena campak, setelah itu biasanya tak akan terkena lagi.

Penularan campak terjadi lewat udara atau butiran halus air ludah (droplet) penderita yang terhirup melalui hidung atau mulut. Pada masa inkubasi yang berlangsung sekitar 10-12 hari, gejalanya sulit dideteksi. Setelah itu barulah muncul gejala flu (batuk, pilek, demam), mata kemerah-merahan dan berair, si kecil pun merasa silau saat melihat cahaya. Kemudian, di sebelah dalam mulut muncul bintik-bintik putih yang akan bertahan 3-4 hari. Beberapa anak juga mengalami diare. Satu-dua hari kemudian timbul demam tinggi yang turun naik, berkisar 38-40,5°C. Seiring dengan itu, barulah keluar bercak-bercak merah yang merupakan ciri khas penyakit ini. Ukurannya tidak terlalu besar, tapi juga tak terlalu kecil. Awalnya hanya muncul di beberapa bagian tubuh saja seperti kuping, leher, dada, muka, tangan dan kaki. Dalam waktu 1 minggu, bercak-bercak merah ini akan memenuhi seluruh tubuh. Namun bila daya tahan tubuhnya baik, bercak-bercak merah ini hanya di beberapa bagian tubuh saja dan tidak banyak.

Jika bercak merah sudah keluar, umumnya demam akan turun dengan sendirinya. Bercak merah pun akan berubah jadi kehitaman dan bersisik, disebut hiperpigmentasi. Pada akhirnya bercak akan mengelupas atau rontok atau sembuh dengan sendirinya. Umumnya, dibutuhkan waktu hingga 2 minggu sampai anak sembuh benar dari sisa-sisa campak. Dalam kondisi ini, tetaplah meminum obat yang sudah diberikan dokter. Jaga stamina dan konsumsi makanan bergizi. Pengobatannya bersifat simptomatis, yaitu mengobati berdasarkan gejala yang muncul. Hingga saat ini, belum ditemukan obat yang efektif mengatasi virus campak.

Jika tak ditangani dengan baik campak bisa sangat berbahaya. Bisa terjadi komplikasi, terutama pada campak yang berat. Ciri-ciri campak berat, selain bercaknya di sekujur tubuh, gejalanya tidak membaik setelah diobati 1-2 hari. Komplikasi yang terjadi biasanya berupa radang paru-paru (broncho pneumonia) dan radang otak (ensefalitis). Komplikasi inilah yang umumnya paling sering menimbulkan kematian pada anak.

Usia & Jumlah Pemberian:

Sebanyak 2 kali; 1 kali di usia 9 bulan, 1 kali di usia 6 tahun. Dianjurkan, pemberian campak ke-1 sesuai jadwal. Selain karena antibodi dari ibu sudah menurun di usia 9 bulan, penyakit campak umumnya menyerang anak usia balita. Jika sampai 12 bulan belum mendapatkan imunisasi campak, maka pada usia 12 bulan harus diimunisasi MMR (Measles Mumps Rubella).

Efek Samping:

Umumnya tidak ada. Pada beberapa anak, bisa menyebabkan demam dan diare, namun kasusnya sangat kecil. Biasanya demam berlangsung seminggu. Kadang juga terdapat efek kemerahan mirip campak selama 3 hari.

Sumber :

Milist Nakita
Baca selanjutnya....

20100409

Indikator perkembangan bayi dari bulan ke bulan

Umur 1 bulan
Ia akan melakukan gerakan-gerakan yang merupakan refleks, seperti membuka mulut, mencari puting susu, menghisap, dan menelan. Jika pipinya disentuh, maka ia akan menggerakkan kepalanya ke arah yang sama. Ia sudah dapat tersenyum. Matanya diarahkan ke arah tertentu seperti tembok atau jendela, karena belum dapat melihat benda-benda yang terletak jauh dengan jelas. Ia sering kali memasukkan tinju dan jarinya ke dalam mulut. Ia memegang jari yang disodorkan pada telapak tangannya. Ia akan menangis jika merasa lapar. Jika ditidurkan dalam keadaan tengkurap, ia akan menggerakan kepalanya ke sisi. Tidur secara terus menerus, dan hanya bangun untuk disusui atau mendapat botol untuk dihisap.

Umur 2 bulan
Ia sudah bisa miring ke kanan dan ke kiri. Ia sudah dapat membedakan muka dan suara. Dengan matanya, ia dapat mengikuti gerakan benda yang terletak di dekat matanya. Ia dapat memegang benda yang diberikan selama beberapa detik, dan melepaskannya kembali. Ia dapat meminta perhatian dengan menggerakkan lengan dan kakinya. Dan ia akan menghisap setiap benda yang dipegangnya.

Umur 3 bulan
Ia dapat mengangkat kepala dan tubuhnya jika diletakkan dalam posisi tengkurap. Memegang mainan dengan kedua tangannya. Ia melihat kesana-kemari, dan ia akan mencoba mencari suara atau musik jika mendengarnya. Ia dapat duduk dalam beberapa waktu jika ditunjang. Ia menegakkan kepalanya ketika didudukkan, dan menangis jika ditinggal.

Umur 4 bulan
Ia sudah dapat memegang benda yang diletakkan di tangannya. Ia dapat menggeser tubuhnya untuk mencapai dan memegang benda. Memasukkan benda dalam mulutnya. Jika diangkat dalam posisi berdiri akan menginjak dengan kedua kakinya. Ia mulai mengoceh, dan tertawa. Senang main dengan mainan yang ada.

Umur 5 bulan
Ia akan berhenti menangis jika mendengar suara ibunya, menangis jika mainannya diambil. Dapat memindahkan benda dari tangan yang satu ke tangan lainnya. Ia meniru gerakan orang lain yang dilihatnya. Membawa kakinya ke mulut dan menghisap jari kakinya. Senyum dan ngoceh untuk mendapat perhatian. Ia dapat tertawa di hadapan cermin.

Umur 6 bulan
Berbalik dari posisi telentang menjadi posisi tengkupan, atau sebaliknya. Bila didudukkan sapat duduk sendiri tanpa ditunjang. Ia suka menjatuhkan mainan yang diberikan, dan meminta untuk diambilkan kembali. Ia senang bermain dengan kakak-kakaknya. Senang jika didirikan, serta suda mulai banyak mengeluarkan suara.

Umur 7 bulan
Dapat mengangkat badannya dengan tangan dan lutut. Menggeser badannya ke belakang (mundur) atau ke depan (maju). Membawa mainan yang ia sukai terus menerus dan marah jika mainannya diambil. Mencoba untuk berdiri, suka membuat suara dengan mengetuk atau mengocok benda yang ada dalam genggamannya. Menarik-narik rambut dan telinganya, bermain dengan kakinya.

Umur 8 bulan
Ia sudah dapat merangkak, duduk tanpa bantuan, mengangkat badan dengan bantuan box, atau kursi hingga dalam posisi berdiri. Memegang botol dan minum sendiri. Mendorong benda yang tidak ia sukai. Mengambil benda-benda kecil, berteriak memanggil orang lain.

Umur 9 tahun
Ia dapat berdiri untuk sementara saat tangannya dipegangi. Dapat duduk sendiri dan berputar-putar. Memasukkan jari-jarinya ke dalam lubang. Mengerti satu dua kata dan bereaksi jika diperintah.

Umur 10 bulan
Ia sudah dapat duduk sendiri tanpa bantuan. Merangkak dengan baik, naik di kursi atau tangga rumah, berjalan dengan bantuan, mengangkat kakinya jika Anda sedang memakaikannya celana. Meniru suara terbatuk-batuk. Mengatakan ”papa”, ”mama”, senang bermain dengan mainan tertentu, memegang kue dan memakannya. Mengerti yang diperintahkan dan melakukannya, mulai takut terhadap orang yang tidak dikenal.

Umur 11 bulan
Berdiri lama tanpa bantuan. Berjalan jika dipegangi satu atau dua tangannya. Mengubah posisi berdiri menjadi duduk tanpa bantuan. Dapat memegang benda-benda kecil dengan ibu jari dan telunjuknya. Ia dapat menelanbeberapa kali secara berturut-turut jika diberikan minum melalui cangkir. Menggunakan kedua tangannya secara bersama-sama untuk melakukan fungsi yang berbeda, seperti mengambil benda dari tangan kanannya dan mengangkat badan dengan tangan kirinya. Takut bila didekati orang yang tidak dikenal, akan tetapi senang dengan anak lain. Mengerti lebih banyak kata yang diucapkan.

Umur 12 bulan
Banyak berjalan meski langkahnya belum stabil, banyak merangkak, banyak bermain dengan mainan yang ia senangi, senang membuka pakaiannya, merasa takut pada orang yang tidak ia kenal dan keadaan yang tidak biasa. Memegang pensil dan kapur untuk membuat coret-coretan. Untuk mengambil mainan, menghisap jempol dan memasukkan makanan dalam mulutnya lebih sering menggunakan tangan tertentu (kanan atau kiri). Menolak jika ditidurkan, dapat berbicara 2 hingga 3 kata.

info-sehat.com

Baca selanjutnya....

20100320

Penyakit pertama bayi

Di tahun pertama, bayi normal umumnya sehat-sehat saja. Kalaupun ia sakit, hampir semua penyakitnya lazim dialami bayi pada masa itu, misalnya alergi, batuk, pilek, infeksi telinga, atau ruam popok. Sakit pertama yang diderita bayi biasanya membuat orang tua cemas. Mengenali gejala penyakit sangat membantu memutuskan tindakan yang tepat pada waktu yang tepat. Semoga informasi berikut dapat membantu Anda mengenali penyakit si kecil.
1. Batuk-Pilek
Gejala : Hidung berair, kadang tersumbat, lalu diikuti batuk dan demam. Penyakit ini bisa muncul sepanjang tahun.
Perawatan : Bila sangat mendesak (misalnya bayi tidak dapat bernapas), beri obat tetes hidung 1-2 tetes di setiap lubang hidung. Lalu keluarkan lendir dengan \'bola penyedot\'. Bila lendir sudah mengeras, Anda bisa memakai obat tetes hidung untuk melunakkannya. Saat bayi tidur, posisikan kepala lebih tinggi dari badan, atau telungkupkan badannya. Untuk mengurangi penyumbatan hidung, jauhkan bayi sementara dari ruangan ber-AC.
Durasi : 2-3 hari. Jika batuk berlangsung lebih dari 3 hari, sebaiknya konsultasikan ke dokter.
2. Infeksi Telinga
Gejala : jika infeksi sudah sampai di telinga bagian tengah, bayi akan merasa nyeri, terutama di malam hari sehingga menjadi rewel. Bayi juga akan mengalami demam ringan atau sangat tinggi, letih, dan mudah marah. Telinganya mungkin mengeluarkan bau tak sedap.
Perawatan : Jangan mencoba merawat sendiri. Segera bawa ke dokter dan gunakan obat tetes telinga jika diresepkan, secara teratur.
Durasi : 2-3 hari
3. Diare
Gejala : Muntah, tanpa atau disertai demam. Tinja encer dengan frekuensi pengeluaran lebih dari 3 kali sehari.
Perawatan : Tingkatkan pemberian ASI. ASI mengandung bahan yang mampu membunuh mikroorganisme penyebab diare. Jika bayi sudah diberi makanan selain ASI, ubah pola makannya dengan mengurangi makanan padat atau susu formula. Jika ingin memberi obat anti diare, sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter.
Durasi : 2-3 hari. Diare yang parah (frekuensi lebih dari 3 kali) sebaiknya segera diperiksakan ke dokter agar tubuh bayi tidak kekurangan cairan.
4. Batuk Disertai Sesak Napas
Gejala : Susah bernapas, terdengar suara mendecit dan batuk terus menerus dan kadang disertai demam.
Perawatan : Untuk melegakan pernapasan bayi, gunakan uap air hangat. Jika memungkinkan, ajak bayi berjalan-jalan ke luar rumah. Jika sesak napas tak berkurang 20 menit setelah diberi pertolongan, bawalah bayi ke dokter.
Durasi : 2 hari.
5. Muntah
Gejala : Bayi mengeluarkan kembali susu yang diminumnya.
Perawatan : Sendawakan bayi, ubah posisi tidurnya agar perut tidak tertekan. Jika bayi sering muntah atau terlihat membiru, bawa segera ke dokter.
Durasi : 1 hari.
6. Sakit Tenggorokan
Gejala : sukar menelan, kadang disertai demam ringan.
Perawatan : Jika bayi sudah mulai deberi makanan pendamping ASI, beri ia makanan dan minuman yang bersifat mendinginkan, misalnya jus buah, sayur bening. Pastikan bukan makanan atau minuman yang asam.
Durasi : 2 hari.
7. Alergi
Gejala : Tergantung bagian tubuh atau sistem tubuh bayi yang meradang karena sensitivitas yang tinggi. Jadi bisa saja berupa bercak kemerahan, bintik-bintik, dan sebagainya.
Perawatan : Singkirkan faktor penyebab alergi. Tanyakan pada dokter kemungkinan untuk memanipulasi lingkungan bayi, yaitu menggunakan bahan penyebab alergi pada bayi dan dosisnya diperbesar secara bertahap sehingga bayi tidak sensitif lagi.
Durasi : 2-3 hari
8. Sembelit
Gejala : jarang buang air besar, tinja keras, dan sulit dikeluarkan. Kadang tinja disertai dengan darah. Bayi rewel karena merasa tak enak pada perutnya.
Perawatan : Lakukan perubahan pola makan. Kurangi konsumsi makanan padat dan perbanyak asupan cairan. Jika usia bayi di atas 6 bulan, mulailah memberikan sayuran.
Durasi : 3 hari
9. Infeksi Saluran Kemih
Gejala : Panas tinggi, saat buang air kecil bayi menangis atau mengejan. Jumlah air seni sedikit, tapi pengeluaran sering.
Perawatan : Tambahkan volume minum bayi. Jika bayi masih mendapatkan ASI eksklusif, tingkatkan frekuensi menyusu.
Durasi : 2 hari.
10. Ruam Popok
Gejala : kulit kasar, terdapat lingkaran di sekeliling popok seperti luka kecil.
Perawatan : Pastikan kulit bayi selalu dalam keadaan bersih dan kering. Kalau perlu, oleskan salep antijamur.
Durasi : 2-3 hari.



Baca selanjutnya....

Bayi yang menangis berlebihan

Bayi menangis tanpa sebab dapat diduga bahwa bayi tersebut terserang kolik. Kolik adalah keadaan dimana si bayi menangis terus-menerus secara berlebihan (lebih dari 3 jam sehari dan paling sedikit 4 hari dalam seminggu). Gangguan itu bisa terjadi sejak si kecil lahir hingga usianya 3-4 bulan. Namun, jangan langsung menduga bahwa bayi mengalami kolik bila ia menangis berlebihan. Tangisan bayi bisa saja terjadi karena ia lapar, lelah, popoknya basah, atau kedinginan. Beberapa gangguan seperti demam (suhu tubuh lebih dari 37.5? C), diare, atau infeksi lainnya seringkali juga membuat si bayi rewel.
Kolik sering dikaitkan dengan adanya gangguan pada saluran pencernaan, misalnya akibat mengejangnya otot di dinding usus atau adanya udara dalam usus. Kolik mungkin juga terjadi karena bayi mengalami intoleransi laktosa atau alergi terhadap susu sapi maupun susu formula. Namun, mekanisme spesifik penyebab terjadinya kolik hingga kini belum diketahui secara pasti. Kolik biasanya akan menghilang dalam beberapa minggu dan tidak ada dampak jangka panjang terhadap kesehatan si bayi. Selain itu, bayi yang kolik umumnya tetap memiliki nafsu makan yang baik dan kenaikan berat badan yang normal.
Gejala terjadinya kolik adalah sebagai berikut:
1. Menangis secara berlebihan setelah minum susu atau ketika bangun tidur, terutama di malam hari
2. Tangis si bayi sulit untuk dihentikan ketika serangan kolik terjadi
3. Ketika menangis, wajahnya berwarna kemerahan dan kakinya diangkat-angkat
4. Perutnya mungkin kembung
Yang sebaiknya Ibu lakukan ketika menghadapi bayi yang kolik, yaitu:
1. Memastikan kebutuhan bayi sudah terpenuhi. Misalnya, jangan sampai ia terlalu lapar atau harus menunggu lama untuk disusui
2. Peluklah, sehingga si kecil merasa nyaman
3. Usap-usap punggungnya dengan menengkurapkan bayi di atas pangkuan Anda
4. Ajak jalan-jalan dengan kereta dorong atau naik mobil agar ia tenang
5. Mandikan dengan air hangat dan ciptakan suasana rileks di malam hari
6. Ayun-ayun si kecil sambil menyanyikan atau memutar lagu favoritnya
sumber:dechacare.com


Baca selanjutnya....

Mengapa bayi terus menangis?

Bayi menangis merupakan hal yang lumrah. Tetapi bila tangisnya sukar dihentikan dan terjadi berjam-jam tentulah akan membuat waswas orangtua. Apa yang salah pada bayi ini?
Menangis merupakan cara bayi menyatakan lapar, rasa tidak nyaman, lelah,nyeri dan takut. Rasa tidak nyaman timbul bila bayi kencing, berhajat, kegerahan, kedinginan, gatal, dan sebagainya. Pada bayi normal, sampai ia berusia kira-kira 6 minggu biasanya frekuensi menangisnya tinggi, dan kemudian berangsur-angsur berkurang sampai ia berusia 4 bulan. Dan pada usia selanjutnya, bayi umumnya hanya menangis pada sore atau malam hari.

Bila bayi menangis secara berlebihan, ini bisa merupakan gejala bahwa ia menderita berbagai penyakit atau keadaan tertentu. Beberapa penyebab yang penting dan memerlukan tindakan segera di antaranya adalah radang telinga, infeksi saluran kemih, nyeri akibat jatuh, volvulus (usus berputar), invaginasi (satu bagian usus masuk ke dalam bagian usus yang lainnya sehingga menimbulkan sumbatan usus), hernia inkarserata (kondor yang tidak masuk lagi dan terjepit), torsio testis (buah zakar terputar), dan acute abdomen (keadaan gawat perut). Namun biasanya penyakit-penyakit serius ini disertai dengan gejala atau tanda lain, sehingga dokter yang berpengalaman akan dapat mendeteksinya.
Di samping itu, beberapa gangguan saluran cerna juga sering menyebabkan bayi menangis berkepanjangan. Bayi yang lapar tentu akan menangis terus sampai di beri minum. Sebaliknya, pemberian makan dan minum yang berlebihan juga akan membuat bayi menangis berkepanjangan karena perutnya terlampau teregang dan menimbulkan nyeri perut. Demikian pula bila bayi terlalu banyak menelan udara, akibat kesalahan teknik waktu menyusui atau memberikan susu botol, misalnya. Bayi yang mengalami sembelit juga sering menangis berlebihan.
Bila tidak ditemukan kelainan-kelainan organik seperti di atas yang membahayakan jiwa bayi, maka menangis yang berlebihan pada bayi disebut kolik.
Gejala Kolik pada bayi
Kolik menyerang kira-kira 15-25% bayi. Sampai saat ini, penyebab terjadinya kolik pada bayi masih merupakan misteri. Sudah banyak ahli yang meneliti masalah ini, tapi tampaknya belum ada hasil yang memuaskan. Gejala kolik biasanya dimulai dengan muka yang memerah atau mimik wajah yang tampak aneh, diikuti dengan menarik kaki ke atas, lalu menangis kuat yang bisa berlangsung selama beberapa jam. Semua tanda-tanda tersebut terjadi karena perut bayi kejang.
Serangan kolik pada bayi biasanya dimulai pada saat ia berumur beberapa minggu, dan berakhir atau sembuh dalam waktu 3-4 bulan. Meskipun sering terjadi pada malam hari di sekitar waktu makan malam, serangan kolik ini dapat pula terjadi terputus-putus pada siang hari. Di luar waktu serangan, biasanya bayi dapat tidur dengan nyenyak.
sumber: www.kesehatan-anak.com



Baca selanjutnya....

20100311

Tanda-tanda Melahirkan


Nyeri, tegang, mulas…. ??
Jangan-jangan saat persalinan sudah dekat. Punya pengetahuan tentang tanda serta tahap persalinan jelas sangat membantu, meski tidak berarti setiap wanita hamil akan melewati rasa dan pengalaman yang sama saat melahirkan.





Diawali kontraksi

Normalnya, di minggu ke 38-40 kehamilan, kepala janin sudah mulai turun ke rongga panggul. Bersamaan dengan itu, otot-otot rahim pun mulai melakukan gerakan mengerut dan meregang secara bergantian, terus-menerus secara teratur. Nah, gerakan otot rahim seperti inilah yang disebut kontraksi.

Seperti apa rasanya? Ada yang mengatakan nyeri seperti diperas, kaku dan tegang di perut, khususnya bagian bawah, atau mulas seperti ingin buang air besar.

Yang pasti, frekuensi terjadinya kontraksi semakin lama semakin meningkat, begitu juga dengan kekuatannya. Awalnya, jarak waktu antara kontraksi yang satu dan selanjutnya cukup panjang, biasanya selang satu jam. Lalu, semakin memendek, bisa tiap 30 menit, 15 menit, dan menjelang waktunya bayi lahir, jarak kontraksi bisa mencapai 2 atau 1 menit sekali.

Sewaktu jarak antar-kontraksi masih jauh, mungkin rasa nyeri terasa hanya pada bagian atas perut. Namun seiring dengan kemajuan proses awal ini, rasa nyeri semakin menjalar ke bagian bawah perut, bahkan ke arah bawah punggung dan belakang pinggang. Saat mulut rahim sudah membuka sempurna, rasa nyeri yang hebat di daerah tadi akan terasa sangat kuat.

Jalan lahir membuka

Saat otot rahim mengerut, ukuran rahim akan mengecil, sehingga kepala janin semakin terdorong ke arah bawah (jalan lahir). Bersamaan dengan itu, mulut rahim sedikit demi sedikit mulai membuka.

Perlu Anda tahu, sejak terjadinya kehamilan, secara alami mulut rahim tertutup oleh semacam sumbat berupa lendir kental. Sumbat lendir ini bertugas menjaga agar kehamilan bisa terus berjalan sekaligus melindungi janin dari kuman. Nah, pada awal tahap pembukaan mulut rahim, sumbat lendir itu terbuka dan lendir (yang berwarna merah muda) keluar melalui vagina.

Mulut rahim yang semula hanya membuka sedikit, seiring dengan datangnya kontraksi yang semakin kuat, akan terus melunak dan terbuka semakin lebar. Lama-kelamaan, mulut rahim akan terlihat semakin datar dan menyatu dengan rahim bagian bawah. Saat inilah pembukaan lengkap terjadi.

Pembukaan mulut rahim biasanya dihitung dengan satuan sentimeter (cm). Bila dokter mengatakan mulut rahim Anda sudah pembukaan 8, artinya jalan lahir sudah membuka sepanjang 8 cm. Pembukaan mulut rahim dikatakan lengkap bila sudah mencapai pembukaan 10, atau 10 cm.

Lamanya tahap pembukaan jalan lahir dari awal hingga sempurna, bervariasi pada setiap kehamilan. Namun, secara gamblang tahap persalinan dibagi atas:

* Kala/tahap I laten: di mulai dari tanpa pembukaan sampai pembukaan 2, yang bisa berlangsung 24-48 jam,

* Kala I aktif: dimulai dari pembukaan 3-10, yang berlangsung sekitar 7 jam pada persalinan anak pertama, 3 1/2 jam pada persalinan bukan pertama.

* Kala II: disebut fase mengejan, pada pembukaan 10/lengkap yang bisa berlangsung maksimal 1 jam.

* Kala III: adalah fase melahirkan plasenta, hanya berlangsung sekitar 15 menit.

Penting diingat, menjelang akhir kala I, meski Anda merasakan mulas yang luar biasa, Anda masih belum boleh mengejan. Sebab, saat ini mulut rahim belum membuka sempurna. Bila Anda mengejan saat ini, bisa mengakibatkan jalan lahir membengkak dan terjadi perobekan.

Jadi, harus bagaimana? Bernapaslah dalam-dalam dan hembuskan perlahan. Lakukan hal ini berulang-ulang setiap kali rasa nyeri yang luar biasa itu datang.

Bila mulut rahim sudah membuka sempurna, artinya Anda sudah melewati tahap pertama dari proses persalinan, dan siap menuju tahap kedua, yaitu kelahiran bayi.

Siap lahir

Bila tidak ada hambatan, misalnya tali pusar yang melilit anggota tubuh janin, maka tahap yang dikenal dengan kala II ini berlangsung jauh lebih cepat dibanding tahap sebelumnya. Ada yang melewatinya tidak lebih dari 30 menit, meski ada juga yang lebih.

Pada tahap ini, kepala janin yang memang sudah tepat berada di mulut rahim akan terus mendesak. Bersamaan dengan itu, secara alamiah, rahim dan vagina akan membentuk semacam cekungan yang menjadi jalur untuk dilewati bayi. Saat ini, Anda akan merasakan tekanan yang sangat kuat di daerah perineum (daerah antara vagina dan anus).

Saat kepala janin sudah di ambang pintu dan siap keluar, lendir dan darah yang keluar dari vagina semakin bertambah. Selain itu, desakan kuat kepala janin akan menyebabkan kantung ketuban pembungkus janin pecah lebih awal atau saat pembukaan lengkap, sehingga cairan ketuban keluar membasahi daerah vagina. Cairan ini sekaligus membuat jalan lahir semakin licin yang justru memudahkan bayi meluncur keluar dengan mulus. Setelah pembukaan benar-benar lengkap dan kepala bayi sudah terlihat di pintu lahir, saat inilah Anda diijinkan mengejan.

Apa yang harus dilakukan? Ikuti saja baik-baik panduan penolong persalinan Anda. Ikuti aba-abanya, kapan Anda menarik napas dan kapan waktunya mengeluarkan napas sambil mengejan, Mengapa harus demikian? Sebab, saat mengejan harus dilakukan berbarengan dengan saat kontraksi datang, sehingga bayi akan lebih mudah meluncur di jalan lahirnya.

Saat kepala bayi berhasil keluar dari mulut vagina, bagian tubuh bayi yang masih di dalam secara alami akan berputar dengan sendirinya. Kondisi ini memungkinkan bagian bahu dan seluruh tubuh bayi keluar.

Nah, kini sambutlah kehadiran buah hati Anda di dunia dengan penuh cinta dan syukur. Anda bisa meminta penolong persalinan untuk membawakan bayi Anda sesaat dalam dekapan Anda.

Plasenta selesai bertugas

Dengan lahirnya sang buah hati, selesai pula tugas plasenta atau ari-ari yang selama ini menemaninya di dalam rahim. Plasenta yang selama 9 bulan lebih bertugas mensuplai nutrisi dan oksigen, mengeluarkan sisa metabolisme serta sebagai organ yang menyalurkan antibodi ke tubuh janin, juga harus dilahirkan. Proses yang terjadi dalam tahap ketiga ini biasanya berlangsung tidak lebih dari 15 menit.

Alam sudah mengatur, setelah bayi keluar, kontraksi masih terus berlangsung, meski tidak sehebat sebelumnya. Tujuannya untuk membantu melepaskan plasenta dari tempat menempelnya di dinding rahim. Hampir sama seperti proses kelahiran bayi, Anda akan diminta mengejan bersamaan dengan datangnya kontraksi.

Untuk memeriksa apakah seluruh plasenta sudah terlepas dari dinding rahim atau belum, penolong persalinan akan menekan perut Anda. Setelah itu, ia akan menarik perlahan-lahan tali pusar agar plasenta bisa keluar. Setelah seluruh plasenta beserta tali pusar keluar, barulah tubuh Anda dibersihkan.

Nah, kini selesailah sudah seluruh tahap proses persalinan. Anda pun memasuki babak baru dalam hidup Anda, yakni jadi seorang ibu. Sebuah peran yang luar biasa indahnya!

Nia L. Tobing

Konsultasi ilmiah: dr.Yusfa Rasyid, SpOG, POGI Jaya, RSB YPK Menteng, Jakarta.

Sumber: Ayah Bunda Online, diambil dari: bibilung



Baca selanjutnya....